MANDAILING

Identitas Mandailing Sudah Hilang
Posted on Mei 19, 2008 by duakoto

Oleh: Andika Lubis
Untuk apa bertengkar, buat apa beradu pendapat tentang Mandailing, sementara orang lain saja tidak tahu. Faktanya, sekarang Mandailing itu sudah kehilangan identitas. Mandailing sekarang hanya pelengkap deretan jenis suku yang ada di Indonesia.
Tulisan dengan judul “ Tambo Raja Mandailing” yang di exspose blog ini mendapat respon dari para pembaca. Muncul ketegangan, ada perbedaan pendapat, sanggahan, dan terbit pula masukan. Hal ini terbukti, Mandailing mempunyai nama, derjat yang tinggi dan tentu saja mempunyai orang di dalam sukunya. Tambo, yang menjadikan sejarah Mandailing , tambo juga yang melahirkan nama Mandailing.

Suatu hal yang hingga kini belum bisa di jawab. Yakni, sebuah tradisi orang non Mandailing. Batak, Mandailing, Jawa, Minang, Sunda, Nias, Karo merupakan suku-suku yang berbeda sejarah dan adat serta bahasa yang berlainan pula. Tapi, bila orang luar menganggap, kata Mandailing tidak pernah ada. Orang Jakarta mendengar bahasa orang mandailing berbicara selalu memponisnya dengan orang Batak. Orang minang mendengar orang Mandailing bercerita, selalu menganggap orang itu Batak. Tak pernah sekalipun mereka menyebut itu orang Mandailing, bahasanya Mandailing. Sedangkan orang Batak beicara yang lain sepakat itu orang Batak, tidak berubah pula jadi Mandailing. Seperti layaknya orang Mandailing divonis jadi Batak. He..he

Melihat fakat yang beredar, keberadaan Mandailing itu diaanggap tidak ada oleh masyarakat non Mandailing. Suku Batak lebih popular hingga Mandailingpun menjadi Batak oleh mereka. Kekuatan Mandailing yang mayoritas beragama Islam tak bersuara, kalah dengan Batak. Kemenangan orang Mandailing dianggap orang luar itu kemenangan orang Batak. Mereka tidak tahu ada suku Mandailing, kalaupun tahu selalu menganggap Mandailing itu Batak.

Saya setuju apa yang dikatakan Putra Mandailing pada komentarnya, “Kenapa masih ada yang mempertentangkan masalah asal usul mandailing???? Apa maksud semuanya???Toh semua silsilah yang ada di tanah tapanuli tidak ada yang bisa membuktijan secara pasti kebenarannya. termasuk penulis Tuanku Rao,”.

Karena menurut saya, yang menjadi dasar itu sekarang bukan asal usul, siapa kita dan dari mana kita. Yang penting sekarang, bagaimana Mandailing ini mendapat nama di tengah masyarakat. Keberadaan Mandailing itu diakui masyarakat, sehingga orang Mandailing bicara tidak disebut Batak lagi, TETAP ORANG MANDAILING. Umumnya masyarakat sebelum memponis seseorang tidak pernah bertanya dulu, budayanya apa, agamanya apa, sukunya apa, bahasanya apa. Tapi mereka akan memponis dengan cara melihat sepintas, ciri kecil, misalnya bahasa.

Orang Mandailing yang sangat baik, dermawan, sosialnya tinggi semua orang ia sayangi, setiap bertemu dengan temannya se suku selalu berbahasa Mandailing. Namun ketika orang lain mendengar bahasa itu, orang katakan “Dia orang Batak”. Orang tidak kenal kalau sang dermawan itu orang Mandailing, mereka tidak tahu apa yang Mandailing itu. Ujung ujungnya yang dapat nama Batak juga.

Hingga ssat ini, apa yang dilakukan orang Mandailing untuk mengembalikan identitas dirinya “TIDAK ADA”. Jangankan untuk meluruskan anggapan orang lain, meluruskan tebakan orang itupun tidak sanggup. Saya boleh katakana suku Mandailing suku yang tertindas, suku yang dimamfaatkan suku lain untuk mendongkrak nama sukunya. Sementara orang Mandailing sendiri merelakan itu. Mandailing dianggap tidak ada oleh masyarakat luas.

Disarankan, jangan kita orang mandailing selalu mempermasalahkan tambo. Yang harus dipikirkan sama-sama, bagaimana merubah pola lama, anggapan orang banyak. Mencuatkan suku Mandailing ke tengah, seperti layaknya suku Batak.

Kita Jangan dengki pada suku Batak, memang mereka terbukti dulu tiga langkah dari kita. Mereka bisa menguasai semuanya, bahwa opini muncul, jika dari Medan adalah orang Batak. Padahal di sana masih ada Mandailing, Tapanuli, Jawa, Karo dan lain-lain. Ini bukti, suku-suku lain khususnya Mandailing tidak pernah berbuat. Hanya mengoceh saja. Buat apa kita berteriak “Sayalah Orang Mandailing, kalau orang Jawa, Minang masih menganggap kita orang Batak,”. Sama aja boong. Ini sebagai bahan pemikiran buat kita yang merasa Mandailing, sekali lagi saya katakan, Kita orang Mandailing sudah kehilangan identitas. ***

DIarsipkan di bawah: Sejarah
« Pak, Kapan Kami Merdeka??? Sejarah Mandailing »



41 Tanggapan - tanggapan

1.
Mulia Lubis, di/pada Mei 19, 2008 pada 6:35 pm Dikatakan: r

@ Kahanggi Andika Lubis

Sepertinya tidak semua orang yang berasal dari daerah Mandailing juga merasa kehilangan identitasnya. Mereka yang merasa kehilangan identitasnya adalah mereka yang menganggap berasal dari suku bangsa sendiri dan memiliki nenek moyang sendiri dalam kata lain mereka yang tidak mau disebut bagian dari suku Batak.

Bila ditinjau dari segi antropologi dan pustaka2 sejarah Indonesia, suku Mandailing sendiri berasal dari suatu suku yang bernama suku Batak. Pada mulanya mereka semua berasal dari turunan Si Raja Batak yang kemudian berkembang biak kesegala penjuru wilayah Tapanuli. dan kemudian ditiap2 wilayah tersebut budaya batak yang berasal dari Toba mengalami asimilasi dengan budaya penduduk sekitar dan juga memungkinkan adanya pembauran dari pendatang kedalam masyarakat suku yang sudah ada saat itu. Ke Utara, keturunan orang Batak berkembang menjadi sub-etnis Batak Simalungun, ke Barat menjadi Batak Karo dan Pakpak. Ke Selatan menjadi Batak Mandailing. Sementara yang tetap diseputaran DanauToba tetap disebut Batak Toba. Sehingga masing-masing sub-etnis ini telah memiliki adat istiadat mereka sendiri, namun kalau dikaji lebih mendalam maka ada benang merah yang menunjukkan bahwa mereka ini tadinya adalah berasal dari satu suku yaitu suku Batak. Dan hal itu terjadi jauh sebelum era penjajahan bangsa Indonesia. Apa buktinya?.. Banyak! Diantaranya yang pasti sama adalah adanya adat Dalihan Na Tolu yang merupakan akar budaya dan adat istiadat untuk semua bangsa Batak tersebut juga sistem pewarisan marga (patriarkal), bahasa dan tulisan yang mirip, tarian, gondang, ulos, dan banyak lagi.

Kemudian para penjajah yang datang mengklasifikasikan suka bangsa di Indonesia berdasarkan wilayahnya untuk kepentingan mereka saat itu sehingga banyak sekali catatan2 sejarah yang dibuat oleh mereka yang memisahkan suku Batak dengan suku Mandailing. Kemudian pemisahan suku juga terjadi karena adanya perbedaan agama dimana wilayah Mandailing mayoritas beragama Islam, yang terjadi melalui perang Padri oleh Imam Bonjol dari Sumatera Barat sedangkan sub-suku Batak yang mendiami wilayah Tapanuli Utara mayoritas Kristen Protestan yang dibawa oleh misionaris dari Jerman. Padahal awal mulanya semua sub-suku Batak mempercayai kepercayaan animisme atau yang dikenal dengan Sipelebegu (Agama Parmailim).

Orang Mandailing juga banyak yang merantau ke Sumatera Barat dan Malaysia sehingga mereka berbaur dengan bangsa Melayu, oleh sebab itu mereka yang sudah turun temurun di perantauan dan tidak lagi tinggal di wilayah Mandailing kurang faham akan asal muasal suku Batak Mandailing tetapi tidak mau dibilang orang Batak karena mayoritas orang Batak beragama Kristen. Hal itu terlihat dari banyaknya antusias orang-orang Batak Mandailing yang tinggal di perantauan tidak mau dibilang orang Batak dan menuliskan asal-usul orang Mandailing berdasarkan sumber2 lain yang bukan berdasarkan ilmu antropologi ataupun putaka2 Batak yang sebenarnya sudah ada jauh lebih lama daripada sumber2 baru yang didapatkan.

Padahal menurut saya kita orang dari Mandailing tidak perlu malu mengakui kenyataan sejarah mengenai asal-usul kita dari suku Batak karena upaya pemisahan suku hanya akan memecah-belah kesatuan bangsa kita. Dan kita kewajiban kita jugalah untuk menjaga kelestarian budaya kita sehingga anak cucu kita tahu darimana asal kita yang sebenarnya.
Balas
2.
Partomuan, di/pada Mei 19, 2008 pada 8:38 pm Dikatakan: r

Mandailing,apakah Batak apakah bukan,biarlah kontroversi itu terus berlanjut,tapi yang pasti kami orang2 Batak selalu menganggap orang2 Mandailing itu sodara dekat, buatku perkataan “Orang Mandailing adalah Batak” bukan bermaksud merendahkan atau menganggap Mandailing adik,atau konotasi2 yang membuat identitas Mandailing terkubur
tetapi makna dari “Orang Mandailing adalah orang Batak” adalah kata2 tersebut seperti bilang “Mandailing itu masih sodara dekat kami!” jadi kami orang TOba,SIpirok ato Angkola bukan maksud mengubur identias Kemandailingan,karena kami selalu menganggap sodara orang2 Mandailing adalah semacam keluarga dekat.
Persoalannya apakah orang2 Mandailing merasa bersodara dengan orang2 TOBA?

HORAS BANGSO BATAK
HORAS MANDAILING
HORAS BATAK MANDAILING
HORAS di HITA SUDE
Balas
3.
Hamonangan, di/pada Mei 20, 2008 pada 10:08 am Dikatakan: r

“Sayalah Orang Mandailing, kalau orang Jawa, Minang masih menganggap kita orang Batak,”. Sama aja boong

‘—————->Mandailing bukan Batak? itu baru benar2 bohong!
Balas
4.
Lomo Lubis, di/pada Mei 20, 2008 pada 4:23 pm Dikatakan: r

Identitas orang Batak Mandailing tidak akan pernah hilang, karena kita selalu menjadi orang Batak yang mendiami wilayah Mandailing alias sub-suku kita Batak Mandailing.

Tapi kalau dibilang orang Mandailing bukan Batak nah barulah hilang identitas kita.
Balas
5.
Burhanudin Nasution, di/pada Mei 20, 2008 pada 4:27 pm Dikatakan: r

Memang ada beberapa orang yang mau menganggap kalo bangsa mandailing punya tambo sendiri, asal-usul, dsb yang terpisah dari bangsa batak. Tapi mereka yang menganggap begitu bukanlah yang benar2 mengerti masalah budaya dan tahu tentang antropologi bangsa Indonesia.

Jadi menurut mereka yang menganggap bukan orang batak lah yang merasa kehilangan identitasnya.

Tapi kalau kami tetaplah merasa identitas kami sebagai BATAK MANDAILING.
Balas
6.
Jafar Pulungan, di/pada Mei 20, 2008 pada 4:28 pm Dikatakan: r

Identitas orang Mandailing sebagai orang Batak jelas tidak akan hilang, tapi identitas orang Mandailing yang berasal dari asal-usul sendiri barulah hilang…

Horas bangsa Batak.
Balas
7.
Syamsul Lubis, di/pada Mei 20, 2008 pada 8:43 pm Dikatakan: r

“Kita Jangan dengki pada suku Batak, memang mereka terbukti dulu tiga langkah dari kita. Mereka bisa menguasai semuanya, bahwa opini muncul, jika dari Medan adalah orang Batak. Padahal di sana masih ada Mandailing, Tapanuli, Jawa, Karo dan lain-lain. Ini bukti, suku-suku lain khususnya Mandailing tidak pernah berbuat. Hanya mengoceh saja. Buat apa kita berteriak “Sayalah Orang Mandailing, kalau orang Jawa, Minang masih menganggap kita orang Batak,”. Sama aja boong. Ini sebagai bahan pemikiran buat kita yang merasa Mandailing, sekali lagi saya katakan, Kita orang Mandailing sudah kehilangan identitas.”

Benar buat apa kita dengki pada suku Batak? buat apa kita dengki pada bangsa sendiri? buat apakita dengki dengan orang2 yang masih satu keturunan dengan kita?? lebih baik kita jaga persaudaraan kita daripada mencari-cari perbedaan untuk menjadi alasan untuk tidak lagi mau bersatu sebagai bangsa Batak.

Usaha mencari-cari perbedaan terhadap suatu suku dan mengharapkan terbuat suku baru dari suku tersebut hanyalah usaha pemecah-belahan pada bangsa yang akhirnya hanya menimbulkan kedengkian, kebencian terhadap sesama.

“Sayalah Orang Mandailing, kalau orang Jawa, Minang masih menganggap kita orang Batak,”. Sama aja boong..

>Oleh sebab itu buat apa kita bohong pada identitas kesukuan kita???
Balas
8.
J. Batubara, di/pada Mei 20, 2008 pada 8:53 pm Dikatakan: r

Lebih baik kita baca dulu buku-buku linguistik dan antropologi untuk lebih tahu mengenai asal-muasal suatu suku. Jangan cuma berteriak berdasarkan sumber2 dongeng belaka.

Saya justru prihatin melihat saudara-saudara sesama batak mandailing yang sudah lahir di perantauan yang sudah tidak tahu lagi darimana asal-muasalnya apalagi mereka yang sekarang sudah tinggal di Malaysia dan bukan mendukung persatuan bangsa malah membuat-buat cerita sejarah yang sifatnya merusak persaudaraan suku batak itu sendiri,
Balas
9.
abdulah matondang, di/pada Mei 20, 2008 pada 9:05 pm Dikatakan: r

Semua orang kenal suku batak tapi tidak ada orang kenal suku mandailing. Tentu saja, karena orang mandailing itu merupakan salah satu sub-suku dari suku batak dan bukan merupakan suku sendiri. Sama halnya dengan orang batak angkola kalau mereka teriak “saya orang angkola!” tentu saja tidak ada yang kenal.

Sebaiknya kita tahu dulu suku itu apa? dan sub-suku itu apa? barulah bisa teriak-teriak untuk menyatakan telah lahir suku baru dari suatu suku baru.

Semoga penjelasan saya ini dapat membuka wawasan kita terhadap suku bangsa kita.
Balas
10.
andika, di/pada Mei 21, 2008 pada 3:26 am Dikatakan: r

“saya berbuat kamu yang dapat”
Balas
11.
Partomuan, di/pada Mei 21, 2008 pada 5:04 am Dikatakan: r

@ ANdika
“saya berbuat kamu yang dapat”
apa yang yang telah kamu perbuat?
Balas
12.
ucokpulungan, di/pada Mei 21, 2008 pada 7:09 am Dikatakan: r

To Ito Partomuan,

“Persoalannya apakah orang2 Mandailing merasa bersodara dengan orang2 TOBA?”

>> Tentu saja kami merasa bersaudara dan keluarga dengan semua orang2 Batak termasuk Batak Toba.

Coba lihatlah pada kenyataan, yang menganggap kehilingan identitas dan bukan bangsa Batak hanya mereka orang2 Batak Mandailing yang sudah turun-temurun lahir di perantauan; di Sumatera Barat ataupun di Malaysia.. sedangkan orang Batak Mandailing yang sebenarnya tetap dan akan selalu bersaudara dengan semua bangsa Batak.

Horas bangsa Batak
Balas
13.
Sutan Martua Raja, di/pada Mei 21, 2008 pada 9:28 am Dikatakan: r

Selama masih mengucapkan salam “Horas!”,
Selama masih menggunakan adat Dalihan Natolu,
Selama masih menggunakan marga dan tarombo…
Selama itulah berarti kita masih sebagai bangsa Batak.

Horas tondi madingin, pir tondi matogu!
Balas
14.
gumanti, di/pada Mei 21, 2008 pada 11:37 am Dikatakan: r

“Kekuatan Mandailing yang mayoritas beragama Islam tak bersuara, kalah dengan Batak.”

- Jangan bawa nama agama untuk merusak tali persaudaraan, dan kalau dibilang kalah sama Batak.. apanya yang kalah kitalah termasuk orang Batak itu!

“Karena menurut saya, yang menjadi dasar itu sekarang bukan asal usul, siapa kita dan dari mana kita. Yang penting sekarang, bagaimana Mandailing ini mendapat nama di tengah masyarakat. ”

- Jadi kalau kalian mau memiliki suku “baru” apa yang menjadi dasara kalian? Dan bagaimana bisa mendapat nama di tengah masyarakat tanpa masyarakat tahu asal-usulnya dulu??

Aku asal Mandailing asli, lumayan tahu tentang budaya dan adat istiadat orang Batak Mandailing. Kalau memang ada orang-orang asal Batak Mandailing yang tidak mau lagi bersaudara sebagai bangsa Batak boleh-boleh saja, asal jangan bawa nama marga lagi lah! kasihan dengan anak cucu kalian yang nantinya yang akan kebingungan dengan asal-usul nenek moyangnya.. Tanpa marga kalian, kalian bisa bilang bahwa kalian orang Melayu, Minangkabau atau orang Malaysia atau apalah yang kalian mau itu.
Balas
15.
Kofii Takar, di/pada Mei 27, 2008 pada 5:45 pm Dikatakan: r

Banggalah menjadi penghuni tanah tapanuli !
Batak toba ato Batak mandailing…sama !
Kalo tidak percaya, tengok kekerasan hati orang tapanuli dalam mencapai tujuan dan pantang menyerah. Tengok juga ketika anda merantau, sodara batak ato mandailing selalu bisa saling melindungi.
AKU BANGGA MENJADI BATAK MANDAILING !
Balas
16.
HM Lubis, di/pada Mei 30, 2008 pada 11:46 am Dikatakan: r

Wahh Wah…ada yg menjadi pahlawan rupanya..hahahha
Balas
17.
iqbal, di/pada Juni 1, 2008 pada 11:36 pm Dikatakan: r

hahahahaha… sungguh aku tidak mengerti dengan jalan fikiran Andika Lubis ini! apa sih yang mau dia buktikan? mendingan Andika Lubis buka buku2 antropologi dan sejarah dulu deh supaya lebih pinter nulisnya. Jangan cuma baca situs dari orang Malaysia yang ngaku2 marga Lubis dan maunya dibilang orang Mandailing (Abdur Razak Lubis). Dia itu maunya kita percaya aja apa kata dia, padahal apa yang menjadi dasar tulisan disitusnya itu hampir 100% hanya rekayasa atau diambil dari tulisan2 jaman penjajah dulu yang niatnya memang mau memecah belah bangsa Indonesia. Ayo bersatulah jangan mau pecah karena ada perbedaan!!!!

Seperti yang dikatakan Sutan Martua Raja diatas:

Selama masih mengucapkan salam “Horas!”,
Selama masih menggunakan adat Dalihan Natolu,
Selama masih menggunakan marga dan tarombo…
Selama itulah berarti kita masih sebagai bangsa Batak.

Horas tondi madingin, pir tondi matogu!
Balas
18.
ryan nusantara, di/pada Juni 3, 2008 pada 2:40 pm Dikatakan: r

Minta bantuan…apakah ada dari teman-teman yang dapat memberikan informasi pada saya, baik itu berupa buku-buku, atau tulisan, alamat web yang mengulas secara rinci dan terpercaya 100% tentang asal-usul, Batak,asal-usul mandailing atau “batak mandailing”,negara nenek moyang kedua suku dari mana, sukunya awalnya apa? kejadiannya tahun berapa. seandainya tulisan itu berupa buku sudahkah buku itu diakui negara dan dianggap sumber sejarah bangsa.
karena saya lihat teman” berkomentar bak seorang ahli,atau sejarawan.merasa pendapatnya lah yang paling benar. padahal saya yakin anda tidak tahu persis kebenaran yang sesungguhnya karena anda juga baca dari karya tulis orang lain.
Balas
19.
ryan nusantara, di/pada Juni 4, 2008 pada 12:06 pm Dikatakan: r

ni ada lembaga sensornya ya? kmrn aku add comment kok ga di muat?
Balas
20.
putra mandailing, di/pada Juni 18, 2008 pada 7:42 am Dikatakan: r

Perdebatan panjang ini adalah akibat tetua-tetua kita yang picik dalam memasukkan unsur keagamaan ke adat BATAK demi kepentingan golongannya. Untuk kita kalangan generasi muda batak, kita harus terus maju dan mau menggali kebudayaan BATAK demi kebesaran bangsa batak. Sya yakin tidak ada 100 % sumber yang benar mengenai sejarah BATAK tetapi mari kita semua para generasi muda ini yang menguaknya. Identias kemandailingan tidak akan pernah hilang begitu juga identias toba, karo, pakpak dsb kalau para generasi mudanya mau perduli kepada budaya kita orang BATAK. bukan terjebak kepada tulisan-tulisan tak bertanggung jawab yang dipenuhi kata-kata “menurut sahibul hikayat”, “konon kabarnya”, “bisa dimungkinkan”, “bukan tidak mungkin” dan kata-kata yang bersifat hipotesa(dugaan).

HIDUP ORANG BATAK !!!!!
Balas
21.
johan nasution, di/pada Juli 18, 2008 pada 9:44 am Dikatakan: r

kalo saya baca bahasan di MANDAILING.ORG dan SEJARAH TUANKU RAO kayanya suku mandailing aslinya memang bukan 100% suku batak, tetapi lebih kesuku bugis.
Tetapi semua itu kita sebagai suku mandailing mau untuk lebih mencari bukti-bukti sejarahnya.
Memang menyedihkan sekali kita suku mandailing gak tau sejarah kita sendiri, malahan orang-orang dari luar mandailing yang justru mau mempelajarinya. Seperti Khoo Salma Nasution dan Abdur-Razzaq Lubis dari singapura.
Mana IKENAS koq kurang gaungnya?
Balas
22.
humala, di/pada Juli 22, 2008 pada 1:46 pm Dikatakan: r

@ Johan Nasution

Baca lebih teliti TUANKU RAO itu bung! yang bugis Nasution doang, dan ga semua Nasution itu Bugis broer! dan Memangnya Mandailing itu NASUTION semua??? di buku Tuanku RAO,Lubis itu bukan dari Bugis tuh, Johan baca buku TUanku RAO yang mana???
Trus kalo emang dari BUgis, Dalian Natolu itu dari bugis? Horas dari bugis? tarombo dari bugis? ULos dari Bugis? dan ini yang lebih penting, sebelum masuk islam semua orang mandailing itu juga penganut SIPELEBEGU, ini hanya ada di orang Batak termasuk mandailing
Camkan itu Bung!
Balas
23.
gumanti lubis, di/pada Juli 22, 2008 pada 11:48 pm Dikatakan: r

mandailing dari bugis.. (katanya) sekarang mandailing dari malaysia.. (katanya lagi)..

Hahahahaha… pelajari sejarah yang benar bung! (Johan Nasution)

Batak ya batak lah: Mandailing, Toba, Simalungun, Karo, Toba, Pakpak… semuanya 100% BATAK
Balas
24.
Bayo Nasution, di/pada September 16, 2008 pada 2:14 am Dikatakan: r

Horas……
Bung Andika lubis, lo jangan ngarang aja dapat ide dari mana lo, kau bilangin mandailing kehilangan identitas. Mulai dari lahir saya di mandailing dan sampai sekarang masih sering Mulak Kampung, kelihatannya Batak Mandailing masih tetap Eksis.
Belum pernah saya lihat di buku pelajaran Mandailing Tidak Batak.
Jangan2 Bung Andika dari Malasyia juga atau disponsori Malingsia itu.
Sampai kapan pun Mandailing itu Batak, lihat dong bahasa nya juga, aksaranya.
Selama masih mengucapkan salam “Horas!”,
Selama masih menggunakan adat Dalihan Natolu,
Selama masih menggunakan marga dan tarombo…
Selama itulah berarti kita masih sebagai bangsa Batak
Horas batak Mandailing.
Balas
25.
odet nasution, di/pada Oktober 8, 2008 pada 7:45 pm Dikatakan: r

Suku mandailing tetap suku mandailing bukan suku batak mandailing.
Pelajari peninggalan sejarah dulu coi,baru ngomong
jgn tau kulit2nya saja. Apa bukti bahwa Mandailing itu batak. Ada yg bilang buktinya karena adat dalihan natolu,salam horas,marga dan tarombo. Ada gk bukti sejarah yg membuktikan bahwa daerah Taput Batak Toba budayanya lebih berkembang dgn Tapsel diabad masehi sebelum belanda masuk menjajah ke sumatera utara ini ???bukti candi2 peninggalan sejarah dari kebudayaan Hindia belakang dan aksara sansekerta banyak terdapat di Tapsel ?? Artinya bila suatu daerah ada peninggalan kuno dr Hindia belakang tadi tentu kebudayaannya telah berkembang. Ada yg bilang jangan pake margalah kalau gk mau disebut batak ,emangnya marga itu apa artinya tau gk….
Banyak baca antropologylah….. Masalah orang bilang Horas suku mandailing bukan batak memang……Masalah suku dari seberang pulau Sumatera (Sumut) mengatakan dari Medan orang batak ya…itu lazim2 aja…mungkin sekolahnya dia kurang buku sejarah gt lo….Liatlah rumah kita dari luar bagus atau tidak, jangan hanya melihat bak dalam tempurung saja……hooorrrraaaassss.
Balas
26.
odet nasution, di/pada Oktober 8, 2008 pada 7:52 pm Dikatakan: r

liatlah rumah kita dari luar bagus atau tidak ,jangan hanya melihat bak kodok dalam tempurung saja. Yg punya marga dari Tapsel…..banyak baca buku antropology,,hipotesa itu perlu dalam ilmu apapun…
mandailing tetap suku mandailing bukan termasuk batak…..
Balas
27.
odet nasution, di/pada Oktober 8, 2008 pada 8:08 pm Dikatakan: r

halo matondang,dari mana kau tau suku mandailing sub dari batak, jgn asal bunyi aja ente,sekolahnya dimana dulu…..
Balas
28.
Humala, di/pada Oktober 13, 2008 pada 4:33 pm Dikatakan: r

@ odet nasution

Oi codet dari mana kau tau suku mandailing bukan sub batak, jgn asal bunyi aje ente, sekolahlu dimana dulu, banyak baca antropologi jugalah, candi2 tuh emang yg bikin lelluhurnya marga nasution sekarang? tau darimana ntuh candi yg bikin moyang loe ha? ada ga ditulis disiitu nih candi yg bikin marga nasution n lubis? udah melakukan penelitian belum? lu tau ga sebenarnya antropologi itu?

biar lu tau tuh candi yang bikin adalah orang2 keturunan india, beda banget ama leluhur loe yg katanya dari Pagarujung atau turunan anak haram iskandar zulkarnain , n sebenarnya lu tuh nasution darimana?

Horas Batak Mandailing
Balas
29.
siboto lungun, di/pada Oktober 28, 2008 pada 3:33 am Dikatakan: r

Saya batak toba. tapi tidak pernah bilang saya suku toba. asing sekali kalau ada ucapan “suku toba”. Demikian pula dengan “suku mandailing”.

Migrasi orang-orang batak dari daerah toba ke angkola, padang lawas dan mandailing adalah perjuangan yang luar biasa. Turi-turian (cerita rakyat) di daerah titik awal keberangkatan-daaerah yang dilalui-hingga sampai ke daerah sekarang punya benang merah yag kuat dan saling mendukung. Walaupun dibumbui suplemen tapi secara garis besar membuktikan migrasi secara kolektif dan bertahap dari wilayah yang sekarang disebut toba ke selatan via humbang/silindung/pahae.

Jika kita amati sekarang bahasa yang ada di setiap titik awal hingga akhir migrasi ditemukan perbedaan dimana semakin jauh dari toba perbedaannya makin significant. Inilah asimilasi dan pengaruh lingkungan setempat. Tapi secara keseluruhan masih ada persamaan. Bahasa batak di sekitar wilayah samosir punya tekanan yang sedikit berbeda dengan di tarutung. Dari tarutung ke sibolga juga.
Sebagai info saja, kalau mau tau bagaimana sebenarnya bahasa batak yang asli, pergilah ke perkampungan Parmalim (agama asli orang batak sebelum agama Samawi masuk). Sangat santun, runtun dan kosa katanya belum terkontaminasi.

Aku orang batak toba tapi mengagumi komunitas Batak mandailing. Komunitas yang berkembang dari orang-orang yang gigih berjuang mencari tempat hidup baru. Perantau tangguh. Bagi orang Batak sampai kapanpun seorang perantau akan sangat dikagumi karna dianggap tangguh, kuat, berwawasan luas, dan tidak gampang menyerah.

Hal migrasi orang-orang Batak ini, ada juga rasa penasaran hingga sekarang. Apakah suku Toraja masuk dalam migrasi ini?
Di Toraja ada marga Toding (Tobing ?), marga Mangansing (Mangunsong?), Parapak (Parapat?)..dll yang mirip.

Kemudian dari suku bangsa Batac di propinsi Ilocos Filipina. Mereka punya marga juga yang mirip. Salah satu teman saya (dan mengerti bahasa batak toba!!) namanya Greg L. Manalo (Manalu ??). Dia pernah menyebutkan beberapa marga suku Batac yang sangat mirip dengan Batak Toba…

So, aku bangga punya saudara Batak Mandailing..

HORAS
Balas
30.
kholil nasution, di/pada November 26, 2008 pada 4:14 am Dikatakan: r

kalau memang kamu ga mau dibilang orang batak udah hilangin aja marga klen tu

ganti nama aja dengan inem

yang aku tau yang ada marga nasution, lubis, rangkuti, pulungan harahap, batubara adalah batak
apakah kamu mau buat suku baru mandiling ga mau jadi orang batak

horas
Balas
31.
tycha, di/pada Desember 13, 2008 pada 4:11 am Dikatakan: r

buat ito lubis…………..
jgn mau memecah belah………hal itu sama saja yang dilakukan zaman Belanda yang memisahkan Hita di Selatan dan Hita di Utara yang tujuannya seluruh warga batak di sumut tak terkecuali toba maupun mandailing semua marga satu rumpun artinya dari satu keturunan
Balas
32.
bandit pasaman, di/pada Desember 15, 2008 pada 5:21 pm Dikatakan: r

BATAK = ANJING & BABI
MANDAILING = OK !!!
Balas
33.
wong sumatra, di/pada Januari 9, 2009 pada 5:47 am Dikatakan: r

Batak = GAGAH TEGAS BERANI
mandailing = banci,bencong
Balas
34.
Andreas, di/pada Januari 9, 2009 pada 8:34 am Dikatakan: r

Horas,

@Andhika Lubis,
Saya baru sadar kalau selama ini ternayata ada orang Batak Mandailing (paling tidak anda sebagai contoh) yang merasa Mandailing itu bukanlah Batak. Sebenarnya, Mandailing itu Batak atau tidak, bukalah masalah, hanya saja selama ini yang saya tau Mandailing itu adalah Batak juga, sama seperti Angkola, Karo, Simalungun, Toba, Pakpak. Tidak pernah terpikir di kepala saya bahwa Mandailing itu bukanlah Batak atau suku yang dipaksakan jadi Batak. Terlalu bayak kesamaan diantara kita sehingga sulit mengatakan mana perbedaannya. Saya adalah Batak Toba, lahir dan besar di Porsea. Selama ini saya kagum saja melihat Mandailing karena bayaknya yang berhasil tampil ditingkat nasional, misalnya Jend. AH. Nasution, Raja Inal Siregar, dlsb. Namun, saya tidak pernah mendengar mereka mengatakan mereka bukanlah Batak.

Memang, ada beberapa orang yang kelihatannya merasa agak jauh dengan Batak Toba mungkin karena jarak geografis dan juga agama. Tapi, sesungguhnya, jika kita buat agama sebagai pembeda diantara kita, kita menghancurkan kebesaran bangsa kita Bangsa Batak. Agama Kristen masuk ke Toba hanyalah 150 thn yl, sementara kesukuan kita sudah ratusan atau bahkan ribuan tahun lalu. Apakah Anda seorang Islam atau apapun agama Anda, bagi saya Anda tetapalah saudara saya. Mandailing tetaplah saudara saya, satu sub-etnic dari Batak, sama seperti Toba adalah sub-etnik dari Batak. Ingat bahwa Batak bukanlah Toba, tapi Toba adalah salah satu dari Batak, sama levelnya dengan Mandailing, Angkola, Karo, Simalungun dan Pakpak. Jadi, jika anda merasa kehilangan identitas kemandailingan Anda, itu sama seperti anda membuat cerita bahwa Anda adalah anak angkat dalam sebuah keluarga walaupun sebenrnya anda adalah anak kandung, yang lahir dari rahim Ibu yang anda kenal selam ini.

Mengenai Mandailing sekarang tidak 100% lagi Batak, saya juga yakin dengan itu, sama seperti sub-etnik Batak yang lain. Di Karo, ada satu Marga Brahmana, orangnya berkulit hitam pekat dan tinggi, jauh lebih mirip dengan orang Tamil dibanding dengan orang Batak. Hal yang sama kepada Mandailing, mungkin saja diantara orang Minangkabau ada yang menjadi Mandailing karena berbagai macan cerita yang mungkin terjadi. Tapi, semua itu hanya dugaan saja. Tapi bukan berarti itu membuat Anda jadi merasa kehilangan identitas lain. Atau yang ini: Marga Sitorus terkaya di Indonesia, di samping DL. Sitorus, adalah Maruli Tua sitorus. DL Sitorus adalah 100% Batak, sementara Mauruli Tua adalah Sitorus yang dimargakan. Jika bukan karena warna kulitnya yang kuning dan matanya yang sipit, orang tidak akan tau kalau mereka itu dimargakan. Jadi, hal seperti itu mungkin terjadi. Jika Anda merasa seperti itu, anda mungkin perlu meneliti kembali sejarah anda, apakah anda native atau yang diangkat/dimargakan. Seandainya begitu, kami sebenarnya tidak berpikir begitu, andalah yang memaksa kami mengetahuinya.

@bandit pasaman:
Tak baik rasanya berkomentar seperti itu. Bagaimanapun, kita hendaklah menjaga sopan santun dan tata krama kita. Adakah adalasan yang kuat sehingga anda menghujat sebegitu kasarnya? Jikapun misanya anda tidak setuju di sebut Batak, itu tidak soal, tapi tak semestinya anda menghujat seperti itu. Atau memang anda bukanlah Batak, melainkan hanya pengunjung biasa yang ikut membaca blog ini?

Untuk renungan:
Tidaklah jadi soal seseorang ingin jadi apa, asalkan tidak mengorbankan yang lain.
Balas
35.
jhon manik, di/pada Januari 26, 2009 pada 4:00 pm Dikatakan: r

mandailing itu adalah bagian dari batak, kecuali orang karo, sebenarnya mereka itu juga orang batak, tapi mrka sering mengaku bukan orang batk, ya udah siapa yag maksa,…
mulai besok ganti tuh nama gereja klen jangn pake GBKP tapi GKP…………….
Balas
36.
jhon manik, di/pada Januari 26, 2009 pada 4:07 pm Dikatakan: r

horas BATAK………………………
Balas
37.
Adlinur Muda Nasution, di/pada April 23, 2009 pada 5:46 pm Dikatakan: r

koq jadi forum ledek-ledekan antar suku ya??
jangan bawa2 SARA dong.
Balas
38.
siregar naburju, di/pada Mei 26, 2009 pada 5:51 pm Dikatakan: r

Horas,
u Andreas, saya anak Sipirok, Raja Inal Siregar, Bismara Siregar dll Siregar yang Muslim ato yang lain,,bukan-lah Mandailing, Sipirok ya Sipirok, Angkola-Sipirok ya Angkola Sipirok,Batak ya Batak. Daerah Sidempuan dan Sipirok sering disebut Angkola-Sipirok dan bukan-lah Mandailing, tetapi Batak.

Toba, Angkola-Sipirok dan Mandailing berdekatan memang iya, tapi gak tau dengan Mandailing ini, kenapa mereka enggan bersuku Batak. Kalo dikatakan Muslim, di Angkola Sipirok juga banyak Muslim, dan itu bukan Mandailing, di Toba aja dah mulai beberapa Muslim.

Kalau Mandaling itu memang malu sebagai batak, ya deklarasikan aja sebagai bukan batak di media dan jangan lagi sok tau dan mengeluarkan statement kepada yang suku luar tentang hal2 negatif mengenai batak.

itu aja ko repot dan dibahas
Balas
39.
Baumi - Siregar, di/pada Juli 28, 2009 pada 6:33 am Dikatakan: r

Barang siapa yang merasa mandailing bukan sub etnis Suku Batak . Pulang lah kalian ke asal kalian yng katanya dari Munda Holing. Entah apa ciri mandailing yang punya persamaan dengan Keling/Munda. Mungkin cuma karena kalian adalah penggemar utama Film India Koling.
Klu mau lihat orang keling atau setidaknya kalian cari ciri2 yang setidaknya sedikiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttt aja persamaan budaya, bahasa, atau tubuh kalian dengan mereka. atau dari Bugis…. carilah orang bugis yang kalo jumpa langsung tanya marga atau ngomong ‘ HORAS”, jangankan dulu bicara dalihan natolu.
dari mana lagi…? dari pagarujung? sejauh itu perubahan sistem matrilieal yang ada sama mereka berubah jadi Patrilineal sama kalian.
Balas
40.
Rosmawati Lubis, di/pada November 19, 2009 pada 10:42 am Dikatakan: r

saya sebagai anak sejarah merasa malu tidak mengetahui sejarah awal mula dari marga Lubis yang saya gunakan di belakang nama saya..
Jadi, saya mau bertanya bagaimana asal muasal marga lubis..
Saya lahir dan besar di Bandung, Jakarta, Bogor.
Saya pulang ke kampung baru sekali.
kekerabatan dengan mereka yang ada di sana sangat renggang, karena saya adalah generasi yang kesekian, maka banyak kehilangan saudara. banyak yang tidak mengenal saya. mereka hanya mengenal kakek saya.
Balas
41.
ucok nasution, di/pada Desember 2, 2009 pada 4:37 pm Dikatakan: r

agama jangan di bawa bawa bro… jangan saling maki. kalo memang ente tau cerita ungkapin. setau saya mandailing memnag beda dengan batak, yang menggolongkan mandailing batak adalah belanda orang inggris bilang mandailing melayu. kalo memang benar mandailing itu batak, coba perlihatkan silsilah keturunannya atau yang lebih dikenal dengan tarombo!!! ada yang bisa ga? jadi untuk apa debat ga nentu gini? rap halak INDONESIA do ita, ido na penting,
lagian mo batak, mo ga….yang penting bisa hidup rukun
Balas

posted under |

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Di website lain saya baca berbeda dengan yg anda paparkan tentang sejarah Mandailing, disitu disebutkan Mandailing itu ada bukti sejarah berupa tulisan jaman sriwijaya dulu dan ukiran/tulisan di patung oleh nenek moyang marga Lubis {tersimpan di museum }, sementara Batak itu tidak ada bukti sejarah melainkan cuma cerita2 dan lebih tepat saya rasa suku di Tapanili disebut Mandailing Julu / jae, Mandailing Toba. Bukan Batak Mandailing / Batak Toba.

a mengatakan...

mandailing

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Recent Comments

http://idebakriepulungan.blogspot.com

Recent Posts

sitemeter

punk a ill community's Fan Box

punk a ill community on Facebook

pengunjung

Followers


Recent Comments